top of page

Pentingnya Perdagangan bagi UMK di Sektor F&B Indonesia

Pink Flowers_edited.jpg

Penulis

Girl with Backpack

Hasran

Girl with Backpack

Krisna Gupta

Pada tahun 2019, industri makanan dan minuman (food and beverage atau F&B) memberi sumbangan terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan mengalami pertumbuhan secara rerata 7,78%, tertinggi dibandingkan industri non-minyak dan gas (non- migas) lainnya. Industri ini juga menjadi satu satunya industri non-migas yang mencatat surplus perdagangan. Di tahun tersebut, impor oleh industri ini menurun secara rerata 0,1% per tahun, sementara ekspornya meningkat secara rerata 0,7% per tahun.

Sektor F&B menyerap jumlah tenaga kerja terbanyak di antara sektor non-migas lainnya pada tahun 2019. Meski umlah pekerja perempuan di perusahaan F&B berskala besar dan menengah hanya mencapai sepertiga (36%) dari total jumlah pekerja, mereka membentuk lebih dari separuh pekerja (56% di industri makanan dan 58% di industri minuman) di Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Barang setengah jadi sangatlah penting bagi industri F&B, dan impor barang-barang ini akan meningkatkan produktivitas maupun ekspor. Kendati demikian, impor barang setengah jadi masih belum menjadi kebijakan yang populer bagi kementerian-kementerian teknis yang mengatur sektor F&B. Kementerian Pertanian (Kementan) ingin mengurangi impor dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan petani. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana untuk mengurangi kebergantungan pada impor barang setengah jadi untuk sektor F&B dengan memperkuat industri hulu.

Girl with Backpack

Publikasi Lainnya

bottom of page