top of page

Hambatan dalam Mewujudkan Konsumsi Pangan yang Lebih Sehat Kasus Kebijakan Perdagangan dan Pertanian

Pink Flowers_edited.jpg

Penulis

Girl with Backpack

Aditya Alta

Girl with Backpack

Rachma Auliya

Perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat telah menjadi prioritas pemerintah Indonesia. Angka balita stunting (pendek) di Indonesia yang mencapai 24% termasuk cukup tinggi dan patut mendapatkan perhatian serius. Keragaman pangan yang dikonsumsi anak- anak penting untuk ditingkatkan demi mengurangi angka dan prevalensi stunting. Sayangnya, skor Pola Pangan Harapan (PPH) dan pasokan pangan mengungkap bahwa konsumsi pangan masyarakat Indonesia sehari-hari pada umumnya sangat didominasi oleh nasi dan kurang mengandung sumber karbohidrat dan protein alternatif lainnya. Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli makanan sehat akibat lonjakan harga pangan global membuat pemenuhan gizi semakin sulit dicapai.

Memahami pentingnya pemenuhan gizi bagi modal manusia, pemerintah telah menetapkan target penurunan angka stunting menjadi 14% pada 2024. Serangkaian strategi dan rencana aksi telah dikembangkan untuk mengoordinasikan upaya antar kementerian: Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting, Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN-PASTI) 2021–2024, dan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2020–2024. Berbagai target dan kegiatan dalam dokumen-dokumen tersebut mencerminkan sifat multidimensi dari isu-isu pangan dan gizi yang ada, tetapi mengabaikan dampak kebijakan perdagangan pada keterjangkauan pangan dan bias kebijakan pertanian terhadap sejumlah komoditas pokok, terutama beras.

Girl with Backpack

Azizah Nazzala Fauzi

Publikasi Lainnya

bottom of page